Menurut Kusrini [4], pada dasarnya proses pengambilan keputusan adalah suatu alternatif. Peralatan utama AHP adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utama persepsi manusia. Keberadaan hierarki memungkinkan dipecahnya masalah kompleks atau tidak terstruktur dalam sub-sub masalah, lalu menyusunnya menjadi suatu bentuk hierarki.
AHP memiliki banyak keunggulan dalam menjelaskan proses pengambilan keputusan. Salah satunya adalah dapat digambarkan secara grafis sehingga mudah dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan.
Dalam menyelesaikan permasalahan dengan AHP ada beberapa prinsip yang harus dipahami, diantaranya adalah :
A.Membuat hierarki
Sistem yang komplek bisa dipahami dengan memecahkannya menjadi elemen-elemen pendukung, menyusun elemen secara hierarki, dan menggabungkannya atau mensintesisnya.
B. Penilaian kriteria dan alternatif
Kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan. Menurut Saaty [4], untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty bisa diukur menggunakan table seperti ditunjukkan pada table berikut.
Tabel 2.2 Skala penilaian perbandingan berpasangan
C. Menentukan prioritas (Synthesis of priority)
Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif dari seluruh alternatif kriteria bisa disesuaikan dengan aturan (judgement) yang teklah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot dan prioritas dihitung dengan memanipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematika.
D. Konsistensi logis (Logical Consistency)
Konsistensi memiliki dua makana. Pertama, objek-objek yang serupa bisa dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua, menyangkut tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.
Menurut Kusrini [4], pada dasarnya prosedur dan langkah-langkah dalam AHP meliputi :
A. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu mneyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Penyusunan hierarki adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada level teratas.
B. Menentukan Prioritas elemen.
- Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat perbandingan berpasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan.
- Matriks perbandingan berpasangan diisi dengan bilangan untuk merepresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen lainnya.
C. Sistesis
Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah :
- Menjumlahkan nilai-nilai kolom pada matriks.
- Membagi setiap nilai dalam kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks.
- Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata.
D. Mengukur Konsistensi
Dalam membua keputusan, penting untuk menegetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena kita menginginkan keputusan dengan berdasarkan konsistensi rendah. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah :
- Kalikan setiap kolom pertama dengan prioritas relatif elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua, dan seterusnya.
- Jumlahkan setiap baris.
- Hasil dadri penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang bersangkutan.
- Jumlahkan hasil bagi diatas dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut λ maks.
E. Menghitung Consistency Index (CI)
Rumus, λ maks (jumlah hasil) / jumlah elemen kriteria (n)
F. Menghitung Consistency Ratio (CR)
Rumus, Consistency Ratio (CR) = Consistency Index (CI) / Index Random Consistency (IR).
G. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka nilai data judgement harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi kurang atau sama dengan 0,1, maka hasil perhitungan bisa dikatakan benar.
Tabel 2.3 Daftar Indeks Random Konsistensi
AHP memiliki banyak keunggulan dalam menjelaskan proses pengambilan keputusan. Salah satunya adalah dapat digambarkan secara grafis sehingga mudah dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan.
Dalam menyelesaikan permasalahan dengan AHP ada beberapa prinsip yang harus dipahami, diantaranya adalah :
A.Membuat hierarki
Sistem yang komplek bisa dipahami dengan memecahkannya menjadi elemen-elemen pendukung, menyusun elemen secara hierarki, dan menggabungkannya atau mensintesisnya.
B. Penilaian kriteria dan alternatif
Kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan. Menurut Saaty [4], untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty bisa diukur menggunakan table seperti ditunjukkan pada table berikut.
Tabel 2.2 Skala penilaian perbandingan berpasangan
C. Menentukan prioritas (Synthesis of priority)
Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif dari seluruh alternatif kriteria bisa disesuaikan dengan aturan (judgement) yang teklah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot dan prioritas dihitung dengan memanipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematika.
D. Konsistensi logis (Logical Consistency)
Konsistensi memiliki dua makana. Pertama, objek-objek yang serupa bisa dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua, menyangkut tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.
Menurut Kusrini [4], pada dasarnya prosedur dan langkah-langkah dalam AHP meliputi :
A. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu mneyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Penyusunan hierarki adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada level teratas.
B. Menentukan Prioritas elemen.
- Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat perbandingan berpasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan.
- Matriks perbandingan berpasangan diisi dengan bilangan untuk merepresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen lainnya.
C. Sistesis
Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah :
- Menjumlahkan nilai-nilai kolom pada matriks.
- Membagi setiap nilai dalam kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks.
- Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata.
D. Mengukur Konsistensi
Dalam membua keputusan, penting untuk menegetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena kita menginginkan keputusan dengan berdasarkan konsistensi rendah. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah :
- Kalikan setiap kolom pertama dengan prioritas relatif elemen pertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua, dan seterusnya.
- Jumlahkan setiap baris.
- Hasil dadri penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang bersangkutan.
- Jumlahkan hasil bagi diatas dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut λ maks.
E. Menghitung Consistency Index (CI)
Rumus, λ maks (jumlah hasil) / jumlah elemen kriteria (n)
F. Menghitung Consistency Ratio (CR)
Rumus, Consistency Ratio (CR) = Consistency Index (CI) / Index Random Consistency (IR).
G. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka nilai data judgement harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi kurang atau sama dengan 0,1, maka hasil perhitungan bisa dikatakan benar.
Tabel 2.3 Daftar Indeks Random Konsistensi
tabel Daftar Indeks Random Konsistensi yang n=20 ada mas ?
BalasHapus